Suasana Kuliah Tatap Muka di UT Taiwan, sumber foto : Majalah TIM |
Meski berwirausaha idealnya menjadi prioritas utama, namun ada
sejumlah tenaga kerja Indonesia atau TKI yang ingin bekerja di instansi
atau perusahaan impian mereka sekembalinya ke tanah air. Sayangnya,
masalah ijasah acapkali menjadi batu sandungan. Ini karena mayoritas TKI
kita umumnya adalah lulusan SMA dan SMP bahkan masih banyak yang hanya
lulus SD. Sehingga, meski terkadang memiliki pengalaman kerja yang bagus
saat bekerja di luar negeri dan menguasai bahasa asing dengan baik,
mereka tetap kesulitan untuk melamar kerja. Inilah salah satu persoalan
krusial yang dihadapi TKI kita saat ingin memulai hidup baru di tanah
air.
Dalam konteks dunia kerja di Indonesia, ijasah memang masih sangat
diperhitungkan untuk melamar kerja. Seiring dengan semakin meningkatnya
tingkat pendidikan masyarakat Indonesia dalam beberapa tahun terakhir,
ijasah SMA dan sederajat semakin kurang memiliki nilai jual karena
berlimpahnya tenaga kerja yang memiliki ijasah sarjana. Dan TKI
seringkali menjadi bagian dari kelompok masyarakat yang terpinggirkan
ini.
Problem ini bisa diantisipasi jika sembari bekerja di luar negeri,
TKI juga menuntut ilmu ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Salah
satunya yang kini tengah digalakkan pemerintah adalah melalui
Universitas Terbuka atau UT. UT beserta Kementerian Luar Negeri dan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi bekerja sama untuk
memfasilitasi TKI yang ingin meneruskan pendidikan ke jenjang sarjana.
Kian hari, semakin banyak UT cabang luar negeri yang dibuka terutama di
negara-negara yang menjadi tujuan utama pengiriman TKI.
Jangan Remehkan UT
Dalam dunia pendidikan Indonesia, nama UT memang tidak sepopuler
universitas-universitas ternama lainnya. UT masih sering dianggap
sebagai universitas kelas dua sehingga menjadi pilihan terakhir. Kuliah
di UT sering dianggap kurang bergengsi. Beberapa juga menganggap kuliah
di UT lebih sulit karena untuk beberapa program studi dan mata kuliah
tidak diwajibkan tatap muka sebagaimana universitas lain pada umumnya.
Di luar sejumlah stigma dan anggapan masyarakat di atas, UT memiliki
sejumlah kelebihan yang sangat kondusif bagi TKI untuk melanjutkan
studi. Selain biaya yang relatif murah dan waktu belajar yang fleksibel,
UT juga mudah ditemui tidak hanya di seluruh daerah di Indonesia namun
juga di sejumlah negara terutama negara yang menjadi tujuan utama
pengiriman TKI seperti Malaysia, Singapura, Arab Saudi, Hongkong, Taiwan
dan Korea. Selain negara-negara ini, mahasiswa UT juga tersebar di
Amerika Serikat, Jepang, Rusia, Australia dan juga Yunani. Cabang-cabang
UT ini terkoordinasi dalam satu jaringan sehingga memungkinkan TKI
melakukan transfer studi dengan mudah dari satu cabang ke cabang lain
baik dalam maupun luar negeri.
Selain jaringan yang luas, kualitas pembelajaran di UT yang per 30
November 2012 lalu memiliki mahasiwa aktif hampir 600 ribu orang juga
tidak perlu diragukan lagi. UT tergolong dalam The Top Ten Mega
University of the World dan salah satu anggota sekaligus pendiri The
Global Mega-University Network (GMUNET). GMUNET yang didirikan pada
tahun 2003 lalu merupakan jaringan universitas terbuka seluruh dunia
dengan jumlah mahasiswa yang terdaftar lebih dari 100 ribu orang.
Sementara itu, berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan oleh
Webometrics, sebuah situs yang melakukan pemeringkatan
universitas-universitas di seluruh dunia berdasarkan parameter digital
(konten global yang terindeks oleh Google, jumlah rich file yang
terindeks di Google Scholar dan karya akademik yang terpublikasi di
jurnal internasional) pada Januari 2013 lalu, UT berada di peringkat
ke-64 universitas terbaik di Indonesia dan peringkat 3544 untuk dunia.
Program Wajib bagi TKI
Pengalaman, pendidikan dan gelar yang berhasil diraih TKI saat
bekerja di luar negeri, tidak hanya akan memperbesar peluang dan pilihan
mereka untuk bekerja saat kembali ke tanah air, namun juga sekaligus
bisa menambah pengetahuan dan rasa percaya diri TKI untuk memulai babak
baru yang lebih baik di kemudian hari. Pendidikan adalah langkah nyata
untuk meningkatkan daya saing sekaligus menjadi jembatan menuju
kehidupan yang lebih baik.
Begitu pentingnya arti pendidikan ini bagi mereka, sebagaimana
pentingnya arti pendidikan bagi setiap warga negara, tidak terlalu
berlebihan jika melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi khususnya
melalui Universitas Terbuka tidak hanya menjadi sebatas himbauan namun
menjadi program wajib bagi TKI. Untuk mereka yang belum memiliki ijasah
SMA dan sederajat, dapat difasilitasi dan didorong untuk mengejar
program Kejar Paket sesuai dengan jenjang pendidikan yang dibutuhkan.
Untuk sejumlah negara yang sudah memiliki regulasi kondusif bagi TKI
untuk bekerja sembari melanjutkan studi seperti Hongkong, yang
mengharuskan perusahaan atau majikan memberi libur setiap minggu dan
setiap hari libur nasional, kebijakan ini relatif lebih mudah
diterapkan. Sementara untuk sejumlah negara yang masih belum memiliki
regulasi semacam ini, pemerintah harus mengupayakannya dengan
sungguh-sungguh melalui perjanjian bilateral atau MoU.
Sejumlah regulasi dan kebijakan pendukung juga dibutuhkan di dalam
negeri agar status alumni UT terutama mereka yang mantan TKI, dihargai
dan mendapat perlakuan serta kesempatan yang sama seperti alumni
universitas lain pada umumnya, baik oleh instansi maupun masyarakat.
Dengan demikian, bekerja di luar negeri bagi TKI tidak hanya untuk
mendapatkan modal usaha dan pengalaman kerja, namun juga kesempatan
untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Seperti kata pepatah,
sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. ***
# Tulisan telah dimuat di Harian Analisa, 13 Juli 2013
Ide yang sangat bagus, saya juga setuju dengan ide anda. Semoga saja para TKI menyadari adanya UT ini sebagai kesempatan bagus bagi mereka guna meningkatkan pendidikan mereka sendiri.
BalasHapusTerimakasih atas kunjungannya Mbak Dyandra, semoga ide ini bisa segera terealisasi dan mendapat dukungan dari semua pihak..... :)
HapusApa Ada beasiswanya??
BalasHapusSaya pernah mencoba mencari tau informasi mengenai hal ini, namun yang saya dapat nihil atau sangat terbatas. Mungkin saja pencarian saya kurang optimal, tapi saya berharap semoga ke depan, UT akan mendapatkan banyak alokasi beasiswa. Semoga....
Hapusgimana ya cara mendaftar di UT??? bisa mohon bantuanya bu???
BalasHapusLangsung datang ke kantor UT terdekat Mas, hmpr di setiap kota/region ada. Bisa datang setiap waktu. Nanti akan dimasukkan ke gelombang pendaftaran terdekat, biasanya 2x dlm setahun. Kalau tidak salah setiap Feb dan Agustus...
Hapus