Sumber Foto : pajak.go.id |
Meski cukup lama berurusan dengan masalah honor menulis baik
untuk tulisan yang dimuat di media ataupun karena menang lomba menulis, selama
ini saya merasa Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP bukan sesuatu yang sangat
mendesak. Meski banyak media menanyakan NPWP, seringkali ini tidak menjadi
keharusan bagi penulis yang bisa menghalangi tulisannya dimuat. Hanya sedikit
berpengaruh pada jumlah honor yang akan diterima. Dan karena selama ini
selisihnya hanya sedikit, saya merasa enjoy saja tak memiliki NPWP.
Berdasarkan pengalaman, bagi mereka yang punya NPWP honor
dipotong sebesar 5 persen dari total honor dan 6 persen bagi mereka yang tidak
punya. Selisih yang hanya 1 persen ini membuat saya malas untuk membuat NPWP. Apalagi,
kadang honor menulis hanya dipotong 3 persen meski saya tidak punya NPWP. Malah
ada juga yang tanpa potongan sepeserpun. Untuk yang terakhir ini biasanya untuk
tulisan yang dimuat di majalah atau jurnal.
Sedikit berbeda untuk lomba menulis yang berhadiah uang
tunai. Berdasarkan pengalaman, sebagian besar tanpa potongan pajak. Ini
biasanya karena pajak ditanggung oleh penyelenggara. Ada pula yang dipotong 15
persen dan ini biasanya berlaku untuk semua pemenang baik yang memiliki NPWP
maupun tidak. Ini hanya berdasar pengalaman saya saja, teman-teman lain mungkin
memiliki pengalaman berbeda.
Hal lain yang membuat saya malas membuat NPWP adalah karena
saya “hanya” ibu rumah tangga, dengan
pendapatan yang terbilang tidak seberapa dan bahkan tidak tentu. Malas rasanya
saat harus mengisi SPT dengan nominal 0, hehe. Tapi, kejadian saat harus
menandatangani perjanjian kontrak jual beli naskah beberapa waktu lalu, membuat
saya harus segera membuat NPWP. Ini karena selisih potongan pajak antara mereka
yang punya NPWP dan tidak ternyata cukup besar. Yakni 5 persen untuk yang punya
NPWP dan 20 persen untuk yang tidak punya. Lumayan kan selisihnya?
Segera saya tanya teman yang bekerja di Kantor Pajak tentang
bagaimana prosedur membuat NPWP. Dan ternyata, syarat membuat NPWP sangat mudah. Hanya
berbekal fotokopi KTP dan mengisi formulir. Kartu NPWP juga bisa ditunggu.
"Kalau hanya ibu rumah tangga yang mungkin tidak punya pendapatan sama sekali, bagaimana Mbak?" tanya saya.
"Tidak masalah" jawab si Mbak.
So,
jika sedang ada waktu, segera luangkan untuk membuat NPWP di kantor pajak
terdekat. Anggaplah seperti sedia payung sebelum hujan sebelum mengalami kejadian seperti saya saat harus menandatangi
perjanjian jual beli naskah.
NB : Hari ini (23 Mei 2013), saya pergi ke kantor pajak terdekat dan memperoleh informasi bahwa bagi penulis freelance yang tidak terikat dengan media atau lembaga apapun, selain fotokopi KTP juga menyertakan surat keterangan domisili atau surat keterangan usaha yang dikeluarkan oleh kelurahan. Setelah dokumen yang diminta lengkap dan mengisi formulir, pembuatan kartu NPWP hanya sekitar 15 menit saja dan free. Jangan lupa untuk melaporkan SPT setiap tahunnya karena jika tidak atau telat, untuk NPWP pribadi dikenai denda, kalau tidak salah Rp 100 ribu :)
terimakasih sudah berbagi tentang hal ini mbak, kemaren saya jg sempat bingung apa itu NPWP, skrg sudah terjawab rasanya:)
BalasHapussama-sama Mbak, yuk buat NPWP :)
HapusSaya sudah punya NPWP sejak 4 tahun lalu, tapi saya rasakan manfaatnya bukan dari menulis Mbak Ririn.
BalasHapusApa saja manfaatnya Mbak? Ditunggu sharingnya Mbak Devy :)
HapusWahhh segera bikin deh klo gitu. Nanti mudik ahhh :D
BalasHapuskapan mudik Mbak? :)
Hapusmanfaatnya membuat NPWP apa ya bagi yang tidak punya penghasilan tetap?
BalasHapusIni salah satu sharing Mak Alaika Abdullah Mbak Imaniar, saat tahun 2011-2012 lalu bagi yang tidak punya NPWP dikenakan bayar fiskal jika akan keluar negeri. Saya juga pernah dengar soal ini, ke depan sepertinya pemerintah akan mengetatkan hal lainnya untuk mendorong masyarakat memiliki NPWP
HapusNPWP memang sangat diperlukan mbak...aku juga ibu RT, yg pendapatan tidak seberapa, tp NPWP sangat diperlukan.
BalasHapussejauh ini manfaatnya apa saja Mbak? sharing donk :)
HapusNebeng punya suami g boleh ya mbak? Hihihi...
BalasHapusSejumlah lembaga atau media kabarnya ada yang membolehkan Mbak Ellys, tapi sepertinya tidak semuanya bisa begitu, jadi lebih amannya kita punya sendiri saja :)
Hapusnah, baru saja seharian kemarin aku disibukkan dan dibuat panik akan pemotongan yang selisihnya sangat besar antara ada NPW dan tidak. Insya Allah pasti akan membuat NPWP pribadi, yang ternyata syaratnya mudah ya mak.
BalasHapusIya Mak, aslinya mudah banget :)
HapusInsyaAllah besok saya mau buat juga Mak....
Wah, ternyata gampang. beberapa kali tulisan dimuat di media dipotong karena gak ada NPWP. Makasih banyak atas infonya ya, Mbak.
BalasHapusPunya NPWP kena juga Koq Mbak, hanya lebih sedikit :)
Hapusmbaak dulu wkt msh ngajar di SMK aku punya NPWP, trus apa masih berlaku tuh NPWP waktu aku tidak kerja di instansi pendidikan yang sama lagi. Maturnuwun mbk, nanti titip ditanyakan ya.
BalasHapusNPWP kayaknya gak pake kadaluarsa Mbak, cuma masalah bisa timbul karena menurut aturan mereka yg punya NPWP harus mengisi dan melaporkan SPT tiap tahun, bagi yang tidak buat atau telat dikenai denda Rp 100 rb. Makanya tadi pas nanya ke kantor pajak, mereka yang masuk kategori berpenghasilan tidak kena pajak (sekitar 2 juta perbulan) justru dianjurkan tidak usah buat NPWP, nah lho :) mksdnya biar kita gak ribet buat dan melaporkan SPT tiap tahunnya
HapusNPWPku sudah dari tahun 2008 belum gantiii, pernah bekerja, pernah menjadi ibu rumah tangga, bekerja lagi, masih sama...
BalasHapusInsyaAllah masih bisa dipakai Mbak, semoga :)
Hapusterima kasih atas sarannya :)
BalasHapusSaya kn baru calon pegawai...mau verifikasi data syrat hrus ada npwp..nnti saya ngisi formulir bagian jml pghasilan gimana ya ? Kan saya belum masuk...
BalasHapusKalau tidak salah ditulis nol (0), CMIIW :)
Hapussekarang aturannya aneh, kerja di sekolah gaji dibawah 2 juta disuruh bikin npwp atau dipotong 20%.
BalasHapusaturan baru dibawah 2 juta ga kena pajak, malah orang pajaknya bilang ga usah bikin kalo masih ptkp.
Soal ini memang masih tumpang tindih sepertinya. Saran saya, jika NPWP memberi banyak manfaat, misal pemotongan jadi lebih sedikit, lebih baik buat saja....
HapusBingung bikin atau tidak. Saya pekerja lepas dengan honor tak menentu. Tapi sekarang novel saya sedang di acc dan dimintai NPWP, agar pajak yang dikenakan tidak besar.
BalasHapusTapi saya malas untuk laporan SPT nihil :D
Ada saran?
Saya pernah dimintai NPWP terkait dengan honor menulis, dan karena saya belum punya (dan malas buat juga karena malas buat SPT :) ), saya pakai NPWP suami. Kebetulan oleh media yang bersangkutan boleh pakai cara demikian. Coba ditanyakan lebih lanjut Pak, mungkin ada alternatif lain.....
Hapus