![]() |
Ancol yang selalu ramai pengunjung, sumber foto : m.ancol.com |
Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas dan mobilitas
masyarakat, rekreasi atau wisata kian memiliki arti penting. Kehadirannya tidak
lagi dianggap sebagai kebutuhan sekunder atau tersier, namun sudah mulai bergeser
menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Rekreasi juga tak lagi identik
dengan masyarakat menengah ke atas dan wikayah perkotaan saja. Di sisi lain,
manfaat rekreasi juga tak hanya sebatas merilekskan pikiran, namun juga dinilai
efektif sebagai salah satu sarana pembelajaran yang menyenangkan terutama bagi
anak-anak. Perpaduan antara rekreasi dan edukasi ini kemudian memunculkan
sebuah konsep yang sangat populer dalam bidang wisata saat ini yakni wisata
edukasi atau dikenal juga dengan edutainment.
Dalam konteks yang lebih luas yakni kehidupan berbangsa dan
bernegara, kehadiran edutainment yang memiliki kreativitas dan inovasi tinggi
juga bisa berpengaruh signifikan dalam upaya membentuk karakter dan penanaman
nilai-nilai luhur bangsa sekaligus mendorong Indonesia memiliki daya saing
tinggi di kancah global. Sebagaimana diketahui, sektor pariwisata kini menjadi
salah satu primadona dalam menggerakkan perekonomian negara. Banyak negara di
dunia yang berlomba-lomba mengembangkan sektor pariwisatanya karena banyaknya
manfaat yang didapat terutama dari sisi ekonomi. Salah satunya melalui
pengembangan wisata edukasi atau edutainment.
Ancol
sebagai Ikon Wisata Edukasi
Berbicara tentang wisata edukasi
di Indonesia, maka akan muncul sebuah nama yang sudah tidak asing lagi, yakni Ancol
Taman Impian atau yang lebih dikenal dengan Ancol. Dengan berbagai sarana
rekreasi yang dimilikinya yang sarat dengan inovasi dan kreativitas tinggi,
Ancol telah menjadi ikon wisata edukasi di tanah air yang namanya sudah dikenal
hingga mancanegara. Sebagaimana dikemukakan oleh Direktur Utama PJA, Ir. Budi
Karya Sumadi, bahwa eksistensi Ancol Taman Impian sebagai kawasan wisata
terpadu dan terbesar di Asia Tenggara saat ini telah menjadi salah satu tujuan
wisata pilihan kelas dunia. Pencapaian ini berhasil diraih karena komitmen
besar Ancol untuk menyajikan konsep wisata yang menarik, berkualitas,
inspiratif dan menggugah, yang dapat dinikmati oleh setiap orang. Ancol tidak
hanya menyajikan kesenangan tetapi juga konten pembelajaran terutama mengenai bagaimana
menghargai budaya, menghargai alam, bersahabat dengan ragam satwa termasuk
mengenal harta yang tersembunyi dalam negeri bahari kita.
Sebagai ikon wisata edukasi di tanah air, Ancol mencoba
menghadirkan segala hal yang baru dan pertama terkait dengan dunia edukasi
secara konsisten, baik dalam hal ide, program kegiatan ataupun pengemasan
wahana edukatif. Dengan tim kreatif dan manajemen yang mumpuni dan luas wilayah
yang sangat memadai yakni seluas 552 hektare, Ancol menapaki tangga impiannya
dengan langkah pasti. Secara konsisten, wahana rekreasi yang edukatif disajikan
pada masyarakat. Salah satunya yang terbaru yakni Ecopark.
Salah satu sudut Ecopark, sumber foto : Ancol.com |
Taman rekreasi
seluas 33,6 hektare yang baru diluncurkan pada 2011 lalu ini merupakan sebuah
botanical garden yang berupaya mengakomodir kebutuhan taman kota di Jakarta
sekaligus sebagai eco-edutainment center bagi anak-anak muda. Ecopark mencoba
menggabungkan unsur wisata, pendidikan alam dan pengalaman petualangan luar
ruang. Berbagai aktivitas dapat dilakukan di sini, mulai wisata itu sendiri,
pendidikan lingkungan, eco-events center, kegiatan olahraga juga kegiatan
komunitas. Ada empat zona bermain berkonsep aktivitas eco-care, eco-art, eco
nature, dan eco-energy yang dapat dipilih.
Agar konsep edukasi tersampaikan secara optimal, Ancol menggandeng
sejumlah pihak terkait seperti World Wild Fund atau WWF untuk mengedukasi
anak-anak muda agar lebih apresiatif terhadap lingkungan. Kehadiran sarana
rekreasi seperti Ecopark ini tentu sangat bermanfaat bagi kepentingan
pendidikan, terutama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya generasi
muda akan arti pentingnya memelihara lingkungan dan menjaga kekayaan keragaman
hayati Indonesia. Ecopark bisa menjadi salah satu jendela bagi masyarakat luas
terutama masyarakat perkotaan untuk melihat, mengenal dan bangga pada potensi
keragaman hayati negeri sendiri.
Tak hanya menyajikan sesuatu yang benar-benar baru seperti Ecopark,
Ancol juga mengemas wahana yang telah ada agar menjadi lebih atraktif dan kondusif
untuk menjadi sarana wisata edukasi. Seperti yang dilakukan pada tiga theme park
yang sudah sangat dikenal masyarakat yakni Dunia Fantasi, Gelanggang Samudra,
dan Atlantis Water Adventure. Di Dunia Fantasia atau Dufan misalnya, melalui
Fisika Dunia Fantasi dan Pentas Prestasi, Ancol mengajak pengunjung untuk
menjadi seorang cendikiawan. Konsep edutainment juga bisa kita temui di Samudra
Atlantis atau Atlantis Water Adventure. Dengan kreativitas dan inovasi yang
tinggi, Samudera Atlantis dapat menjadi media pelaksanaan kegiatan
edukasi-rekreasi yang melibatkan masyarakat melalui berbagai permainan rakyat
yang dikemas dengan sangat kreatif. Selain mengukuhkan diri sebagai pusat
rekreasi yang lengkap dan canggih, Ancol juga mengembangkan sejumlah konsep untuk
merespon isu-isu dan problematika aktual seperti masalah lingkungan dengan
cara-cara yang kreatif. Sejauh ini Ancol merupakan salah satu pengelola
rekreasi yang konsisten menjaga pelestarian alam dan budaya.
Perpaduan antara inovasi dan kreativitas yang tinggi, sarana yang
luas, lengkap dan canggih, juga kepedulian terhadap budaya dan lingkungan yang
dikemas secara kreatif dalam konsep wisata edukasi, diharapkan dapat menambah
pengetahuan para pengunjung terutama anak-anak, sekaligus membangun daya kognitif
anak untuk lebih terampil dalam menambah kemampuan mengingat, memahami,
menerapkan serta menciptakan daya kretifitas. Alhasil, tak mengherankan jika
jumlah pengunjung Ancol terus mengalami peningkatan yang signifikan dari waktu
ke waktu. Pada tahun 2012 lalu misalnya, pengunjung Ancol tercatat 15 juta
orang atau bertambah lebih dari 500 ribu orang dibandingkan jumlah pengunjung
pada tahun sebelumnya yang mencapai 14,35 juta orang. Untuk tahun 2013 ini,
pengunjung Ancol ditargetkan mencapai 15,5 juta orang atau bertambah 500 ribu
orang dari tahun lalu. Target penambahan jumlah pengunjung ini merupakan bagian
dari mimpi Ancol untuk mewujudkan Ancol Spektakuler 2015 dengan target jumlah
pengunjung sebanyak 20 juta orang.
Tak hanya dibanjiri pengunjung yang terus meningkat dari waktu ke
waktu, Ancol juga berhasil meraih sejumlah penghargaan bergengsi tidak hanya di
bidang wisata namun juga sejumlah penghargaan di bidang bisnis. Untuk
penghargaan di bidang wisata, sejumlah penghargaan yang diraih Ancol antara
lain masuknya Atlantis Water Adventure ke dalam Top 20 Water Parks
Worldwide yang dipublikasikan oleh Themed Entertainment Association
(TEA) pada tahun 2011 bekerjasama
dengan AECOM. Berada di posisi ke-12, Atlantis Water Adventure mampu
mengungguli water park Wild Wadi di Dubai; Summerland (Tokyo, Jepang);
Water Kingdom (Mumbai, India); Beach Park (Aquiraz, Brasil); Happy Magic
Water Cube (Beijing, China); atau Water Country USA (Williamsburg, AS). Sementara itu Dufan juga masuk dalam daftar 20 theme
park terbaik di Asia untuk kategori amusement park/theme park yakni di posisi ke-18. Dengan pencapaian ini, Dufan berhasil mengungguli theme park Happy Valley yang ada di
Chengdu dan Shanghai, China.
Selain sejumlah penghargaan di atas, Ancol juga pernah dinobatkan sebagai theme park terbaik di Asia dan terbesar kelima di dunia dilihat dari kategori jumlah pengunjung mencapai 14,5 juta orang pada tahun 2010 lalu.
Adapun untuk penghargaan di bidang bisnis, antara lain The Best Companies in
Asia and Australia (2006), Indonesia Property Award (2006), Investor Award
(2007), dan Marketing Award (2007). Dengan berbagai pencapaian ini, Ancol
sebagai ikon wisata edukasi di Tanah Air bisa menjadi pilot project atau proyek
percontohan bagi pengembangan kawasan wisata lainnya yang ada di Tanah Air mengingat Indonesia memiliki banyak sekali potensi wisata yang belum digarap secara optimal terutama wisata yang berbasis bahari.
Selalu
Menjadi yang Terdepan
Bukan Ancol namanya jika tak
berupaya untuk selalu menjadi yang terdepan dalam hal inovasi dan kreativitas
dalam hal sarana rekreasi. Merunut dari sejarah dan filosofi kehadirannya,
Ancol merupakan salah satu realisasi mimpi besar Indonesia yakni menjadi
destinasi wisata utama kelas dunia. Bermula dari mimpi besar Soekarno yang
ingin memiliki taman seindah Sriwedari dalam cerita Jawa, tempat rakyat
mewujudkan impian. Mimpi besar Soekarno yang sebenarnya telah dititahkan pada
Gubernur DKI Jakarta ketika itu yakni Soemarno, baru terealisasi pada masa
pemerintahan Ali Sadikin, bersama partner bisnisnya yang sangat mumpuni, Ir. Ciputra.
Perpaduan antara impian, kerja keras dan strategi ini kemudian menyulap kawasan
barat Jakarta yang kumuh, berawa dan disebut masyarakat sebagai tempat
pembuangan anak jin, menjadi pusat rekreasi yang luar biasa. Ancol menjelma bak
mutiara.
![]() |
Ancol saat ini, sumber foto : Ancol.com |
Seiring waktu, Ancol terus
berbenah dan berinovasi dengan tak lupa membangun mimpi-mimpi baru. Beberapa
tahun lalu ketika wisata edukasi masih sebatas wacana, Ancol segera meresponnya
dengan sejumlah langkah nyata. Untuk mewujudkan impian ini, Ancol berupaya
menghadirkan segala hal yang baru dan pertama terkait dengan dunia edukasi
secara konsisten, baik dalam hal ide, program kegiatan ataupun pengemasan
wahana edukatif. Tak hanya setiap tahun, hal-hal baru di Ancol bahkan bisa
dijumpai hampir setiap bulan. Ancol sangat serius mewujudkan komitmennya untuk
menjadi ikon wisata edukasi di Tanah Air karena bagi Ancol, menjadi ikon wisata
edukasi tidak semata dalam rangka mengejar keuntungan komersial, namun juga
berperan dalam meningkatkan kecerdasan masyarakat, terutama para pengunjungnya
dengan menyuguhkan wisata edukasi (edutainment). Ancol merasa memiliki
tanggung jawab sosial untuk ambil bagian dalam upaya mencerdaskan masyarakat
terutama melalui sarana rekreasi. Melalui Ancol Spektakuler 2015, Ancol ingin
mengukuhkan eksistensinya sebagai ikon wisata edukasi di Tanah Air sekaligus
sebagai perusahaan pengembang kawasan wisata terpadu terbesar dan terbaik di
Asia Tenggara yang memiliki jaringan sentra rekreasi terluas.
Ketika eksistensi Ancol sebagai
ikon wisata edukasi semakin kukuh dan nyaris tak terbantahkan, Ancol kembali
membangun mimpi-mimpi baru untuk semakin memajukan sektor pariwisata di
Indonesia sekaligus lebih mengenalkan kekayaan alam dan seni budaya Indonesia
di mata dunia. Saat Unesco mengumumkan bahwa dalam kurun waktu 1985-2005
Indonesia tidak termasuk dalam kota-kota dengan
pertumbuhan ekonomi kreatif yang signifikan sehingga tidak termasuk
dalam peta kota-kota yang memiliki modal budaya (Johnson, 2009), Ancol adalah
salah satu pihak yang langsung mengambil posisi terdepan yang ingin melesatkan
seni budaya Indonesia sehingga lebih dikenal di mata dunia. Karena itulah
terhitung sejak tahun 2006, Ancol tidak hanya memoles wahana permainannya agar
lebih spektakuler namun juga memberi perhatian yang lebih besar pada aspek pelestarian
seni dan budaya Indonesia. Salah satunya dengan berkomitmen menjadi pusat
kegiatan kreatif di Indonesia yang bertaraf internasional. Mimpi ini sejalan dengan
tren ekonomi saat ini yakni ekonomi kreatif. Dalam tren ini, pariwisata
merupakan salah satu sektor yang menjadi primadona.
Menurut Prof. DR.Dorodjatun Kuntjoro-Djakti, tujuan pengembangan
pariwisata dari sudut ekonomi dengan delapan keuntungan yakni: peningkatan
kesempatan berusaha, memperluas kesempatan kerja, peningkatan penerimaan pajak, peningkatan
pendapatan nasional, percepatan proses pemerataan pendapatan, meningkatkan
nilai tambah produk hasil kebudayaan, memperluas pasar produk dalam negeri, dan
yang terakhir, memberikan dampak multiplier effect dalam perekonomian sebagai akibat
pengeluaran wisatawan, para investor maupun perdagangan luar negeri. Dengan
demikian tujuan pengembangan pariwisata bukan hanya sekedar sumber pendapatan
devisa negara tapi pariwisata dapat berperan sebagai katalisator pembangunan (agent of
development).
Terkait dengan kontribusi sektor pariwisata terhadap berbagai
sektor, data World Tourism Organization (WTO) tahun 2010 menyebutkan bahwa
jumlah wisatawan global akan meningkat menjadi 1.018 juta orang dengan perolehan
devisa sebesar 3,4 triliun dollar AS, investasi pariwisata dunia sebesar 10,7
persen permodalan dunia dan kesempatan kerja sebanyak 204 juta orang. Dengan
tingkat pertumbuhan rata-rata 4,1 persen setiap tahunnya, jumlah wisatawan
dunia akan meningkat menjadi 1.561 juta orang di tahun 2020 di mana kawasan
Asia Pasifik diyakini akan merebut porsi terbanyak dari pertumbuhan
pariwisata dunia (Oka A.Yoeti, 2008). Sementara itu untuk Indonesia berdasarkan
data Kemenparekraf, sektor pariwisata mempekerjakan 9,28 juta orang tenaga
kerja atau 8,37% dari total tenaga kerja sementara ekonomi kreatif menyerap
11,57 juta tenaga kerja pada tahun 2012 lalu.
Dengan berbagai manfaat dan keuntungan pengembangan sektor
pariwisata yang sangat besar sebagaimana disebutkan di atas, Ancol kembali
berkomitmen untuk memajukan sektor pariwisata di Indonesia khususnya melalui
konsep wisata edukasi yang mengedepankan nilai-nilai seni dan budaya Indonesia
dalam tampilan yang elegan dan kreatif dalam balutan teknologi yang canggih.
Salah satu pola pariwisata baru yang ingin dibidik Ancol adalah peserta
MICE (Meeting, Incentive, Convention, dan
Exhibition) yang akan membawa serta
keluarga (istri dan anak-anak) karena perjalanan bisnisnya digabung dengan
kesempatan liburan keluarga sehingga kebanyakan dari mereka akan memperpanjang
waktu kunjungan di tempat MICE diselenggarakan (Oka A.Yoeti, 2008).
Peran
Ancol Menyongsong Indonesia Kreatif
Dalam pandangan Ancol, masyarakat
Indonesia terutama generasi mudanya, memiliki kreativitas yang luar biasa. Hasil
kreativitas seni dan budaya dari para seniman anak bangsa sangat berpotensi
untuk dikembangkan dan tampil di tingkat internasional. Sayangnya, tidak banyak
tempat yang bisa menyalurkan kreatifitas mereka secara original. Fenomena ini
coba difasilitasi Ancol dengan menyediakan sejumlah sarana dan mengadakan
sejumlah acara yang bisa menampung sekaligus menumbuhsuburkan iklim kreatif di
tanah air terutama di kalangan generasi muda. Cita-cita ini sejalan dengan
program Pemprov DKI Jakarta yang ingin menjadikan budaya dan teknologi sebagai
basis pengembangan ekonomi kreatif. Secara lebih konkrit, Pemprov DKI berencana
mengembangkan kawasan Ancol sebagai
pusat kegiatan kreatif. Ancol diharapkan menjadi kawasan yang dapat
mempersatukan para pelaku dan komunitas kreatif di Jakarta dan bahkan seluruh
Indonesia. Sebagaimana dikemukakan Budi Karya Sumadi, Direktur Utama PT
Pembangunan Jaya Ancol (PJA), perusahaan pengembang kawasan wisata terpadu
Ancol Taman Impian,
“Jakarta sejak lama dikenal
sebagai salah satu kota seni dan budaya tertua di dunia. Kehadiran para seniman
lukis handal, dan berbakat yang dimiliki Jakarta, serta pameran-pameran dan
kompetisi seni lukis berkualitas yang rutin dilakukan merupakan upaya positif
menjaga eksistensi dan kredibilitas Jakarta sebagai salah salah satu kota seni
dan budaya terkemuka di dunia. Ancol Taman Impian dengan fasilitas yang
tersedia selalu komit untuk menjadi promotor bagi upaya ke arah itu”.
Untuk mewujudkan impian sebagai
pusat kegiatan kreatif, Ancol kembali merevitalisasi Pasar Seni Ancol yang
dalam beberapa tahun belakangan terasa kurang bergairah. Cukup bertolak
belakang dengan era 1970-an di mana Pasar Seni begitu berkibar. Upaya
menghidupkan Pasar Seni sebagai pusat kegiatan kreatif antara lain dilakukan
dengan pengadaan sejumlah sarana dan acara kreatif dalam sejumlah bidang seni. Seperti,
Kompetisi seni lukis bertaraf internasional, Jakarta Art Award (JAA). Kompetisi
yang mulai rutin digelar Ancol sejak 2006 ditujukan untuk memberikan dukungan
dan gairah baru bagi seniman-seniman lukis nasional dan luar negeri guna
meningkatkan prestasi dan profesionalisme. Selain itu, juga diharapkan dapat menjaring
dan memberikan kesempatan kepada seniman-seniman terbaik daerah untuk
berkompetisi secara profesional, serta memperluas pasar lukisan melalui
publikasi dan sosialisasi kepada masyarakat luas dengan memperoleh kesempatan
menikmati karya-karya lukis terbaik. Untuk JAA 2012 yang mengambil tema “Dunia
Ideal” (Menafsirkan Kehidupan yang Sempurna), diikuti oleh 1.200 pelukis
peserta dari dalam dan luar negeri. Penyelenggaraan JAA 2012 tersebut semakin
menegaskan komitmen Ancol sebagai sebuah pusat kegiatan kreatif dalam upaya
memajukan dunia seni nasional.
Selain seni lukis, Ancol juga
memberi ruang aktualisasi dan apresiasi untuk sejumlah seni lainnya. Urban
Fest, sebuah ajang di mana sebuah kreativitas yang original berkembang secara
bebas. Diharapkan nantinya akan muncul kreator-kreator muda yang andal. Para
peserta Urban Fest berasal dari berbagai komunitas yang tergolong unik.
Kegiatan mereka mulai dari yang bicara tentang isu lingkungan, seperti
Komunitas Solar Generation Green Peace, dan Komunitas Pencinta Reptil, hingga
komunitas anak-anak muda kreatif dari Sirkus Perkusi yang memainkan
musik dari berbagai peralatan bekas serta komunitas pencinta kostum-kostum
bintang film yang menamakan dirinya Komunitas Cosplay atau Costum Play. Selama
acara berlangsung, musik-musik khas anak muda terus dimainkan.
Yang terbaru, Ancol membuka Kedai lukis Art Brut, yaitu kedai
lukis di kawasan Pasar Seni yang baru diresmikan oleh Direktur Utama Ancol, Budi Karya Sumadi, pada Minggu 21 April
2013 lalu.
![]() |
Peresmian Kedai Art Brut, sumber foto : http://nasional.news.viva.co.id |
Melalui sarana yang satu ini, Ancol mengajak pengunjung untuk
melihat seni dari seniman yang tak biasa yakni dengan menyajikan karya seni
dari masyarakat pengidap skizofrenia (gangguan mental). Kedai ini merupakan
sarana bagi pengidap skizofrenia untuk beraktualisasi dan memungkinkan mereka
mendapat apresiasi yang layak dari masyarakat. Sebuah bukti bahwa Ancol memberikan perhatian dan peluang besar bagi kaum difabel untuk berkarya. Menurut Budi Karya Sumadi dalam sambutannya, mereka yang sakit harus
dibangun kepercayaan dirinya dengan membuatkan model-model yang diterima
masyarakat berupa karya sederhana yamg bisa diterima masyarakat seperti
dalam bentuk lukisan. Karya seni tersebut diharapkan bisa menjadi ekonomi
kreatif yang dihasilkan oleh panderita skizofrenia yang dapat bernilai jual.
Lebih lanjut, ekonomi kreatif yang muncul dari kedai ini nantinya tidak hanya berupa
lukisan namun juga bisa dalam bentuk tulisan, tarian atau karya seni apa saja
yang bisa mereka hasilkan.
Sama halnya dengan sejumlah inovasi
dan terobosan di wahana permainan, revitalisasi Pasar Seni Ancol juga
memunculkan sejumlah hal-hal baru. Misalnya dengan bukanya galeri baru di Pasar
Seni Ancol yang diberi nama North Art Space atau NAS. Kehadiran NAS sebagai
tempat berekspresi bagi para seniman Indonesia diharapkan bisa menjadi pusat
kegiatan pengembangan dan penyajian karya seni rupa yang dinamis, kreatif,
inovatif, dan demokratis. Dengan demikian, memiliki pengalamanan langsung
tentang bagaimana munculnya sebuah proses kreatif sehingga menjadi layak untuk
dihargai.
Selain NAS, sarana baru yang disajikan Ancol dalam rangka mengapreasiasi
dan melestarikan buadya Indonesia adalah dengan mendirikan Ancol Art Academy,
sebuah wadah pembelajaran seni yang berlokasi tepat di jantung komunitas seni
Ancol di mana para pengunjung bisa belajar langsung beragam aktivitas seni dan
budaya nasional berbasis kesadaran ekologi. Dipandu pengajar berpengalaman dari
para praktisi seni yang sangat profesional di bidangnya. Ancol Art Academy
terbuka bagi siapun yang ingin mengembangkan bakat atau minat seninya,
anak-anak/dewasa, pria/wanita, pelajar-mahasiswa/karyawan dan sebagainya. Proses
belajar diadakan dalam kelas yang luas dan nyaman dengan fasilitas lengkap
serta suasana yang sangat personal dan komunikatif.
Berbagai terobosan yang dilakukan
Ancol di atas tidak hanya ditujukan untuk mengapresiasi dan melestarikan budaya
Indonesia agar senantiasa lestari, memiliki nilai jual tinggi dan terkenal ke seantero
penjuru dunia, namun juga dalam rangka menumbuhsuburkan iklim kreatif secara luas
dalam banyak bidang. Misi sama yang juga terselip dalam semua wahana permainan di
Ancol. Yakni bahwa permainan dan sarana wisata yang edukatif diharapkan dapat menularkan
virus-virus kreatif pada masyarakat khususnya generasi muda agar tumbuh menjadi
sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kreativitas tinggi di semua bidang, tak
hanya di bidang seni. Dari SDM-SDM yang kreatif itulah akan lahir ide-ide kreatif
dan inovatif sehingga muncullah sosok Indonesia baru yang kreatif. Dengan sosok
baru inilah, kita akan berjuang untuk menjadi pemain utama di era ekonomi kreatif
saat ini.
Catatan
Penutup
Menjelang setengah abad usianya,
Ancol kian mengukuhkan diri sebagai yang sarana rekreasi terbaik tidak hanya
dalam lingkup domestik namun juga mancanegara khususnya di Asia Tenggara. Ancol
terus berbenah dan berinovasi sehingga menghasilkan sejumlah terobosan yang
membuatnya semakin diminati dan menjadi destinasi utama wisata masyarakat.
Banyak pencapaian yang berhasil diraih, banyak pula mimpi yang telah terwujud.
Namun, tak ada kata berhenti untuk terus bermimpi dan berinovasi.
Di tengah persaingan yang sangat
sengit di era ekonomi kreatif saat ini, terutama di sektor pariwisata, Ancol
tetap harus terus belajar dan tak berhenti berinovasi. Karena inilah salah satu kunci memenangkan persaingan. Di sisi lain, gempuran
budaya asing yang sangat deras mengharuskan Ancol meningkatkan kreativitas agar
nilai-nilai budaya bangsa tetap memiliki daya tarik dan daya saing yang tinggi
sehingga masyarakat khususnya generasi muda tetap mengenal, bangga dan
mencintai serta turut andil dalam upaya pelestariannya. Akhir kata, semoga
Ancol senantiasa menjadi kebanggaan kita bersama yang menfasilitasi dan mendukung
masyarakat dan negeri ini untuk bermetamorfosis menjadi masyarakat dan bangsa yang kreatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar