Beradaptasi terhadap perubahan iklim menjadi pilihan yang tak
terelakkan bagi umat manusia untuk tetap bisa melangsungkan hidup secara baik
di tengah perubahan iklim yang kian hari semakin tak bersahabat. Dengan beradaptasi,
kita bisa mempersiapkan diri dan lingkungan
untuk menghadapi berbagai perubahan akibat perubahan iklim, baik yang telah
terjadi maupun mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi.
Bagi masyarakat menengah atas yang umumnya memiliki akses
baik terhadap informasi dan ilmu pengetahuan serta kemampuan ekonomi yang mapan,
tantangan untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim tidaklah sesulit yang
dihadapi oleh masyarakat miskin. Ironisnya, justru orang miskin yang paling rentan dan merasakan dampak paling parah dari perubahan iklim terutama mereka bergantung pada sektor-sektor yang
dipengaruhi oleh iklim seperti petani dan nelayan. Ini sungguh tidak adil.
Salah satu dampak perubahan iklim terhadap petani, sumber foto : iklimkarbon.com |
Kemiskinan tidak hanya membuat orang miskin tidak paham apa itu perubahan iklim namun juga tidak memiliki kesiapan dan kemampuan yang memadai terutama secara ekonomi untuk menanggulangi dampak perubahan iklim yang terus terjadi. Bagi masyarakat miskin, perubahan iklim dan kemiskinan telah menjadi lingkaran setan yang sulit diputus tanpa adanya campur tangan dan kekuatan dari luar. Fenomena ini banyak terjadi terutama di negara berkembang seperti Indonesia.
Perhatian Dunia
Internasional
Sebagai negara dengan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi
sekaligus negara yang berpotensi mengalami dampak perubahan iklim cukup
signifikan, banyak pihak memberikan perhatian besar terhadap Indonesia. Salah
satunya dilakukan oleh Oxfam, sebuah konfederasi internasional dari tujuh
belas organisasi yang bekerja bersama di 92 negara sebagai bagian dari sebuah
gerakan global untuk perubahan dan membangun masa depan yang bebas dari
ketidakadilan akibat kemiskinan.
Untuk mewujudkan visi ini, Oxfam melakukan sejumlah upaya nyata, mulai
dari mengkritisi kebijakan negara-negara maju yang kurang pro terhadap
lingkungan dan masyarakat miskin, hingga melakukan penguatan (empowerment) langsung di daerah-daerah terpencil
yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi dan berpotensi besar terkena imbas
perubahan iklim. Salah satunya adalah masyarakat miskin yang berprofesi sebagai
nelayan di sejumlah daerah pesisir di Indonesia. Untuk meningkatkan
kedayatahanan sosial, ekonomi dan ekologi masyarakat pesisir terhadap perubahan
iklim, Oxfam
membantu mitra lokal dan masyarakat sipil terutama kaum perempuan.
Upaya penguatan tidak hanya dilakukan dengan memberikan
edukasi dan sosialisasi mengenai perubahan iklim dan dampaknya terutama bagi
masyarakat miskin, Oxfam juga membantu masyarakat pesisir untuk mengembangkan
produk dan membuka akses pasar yang seluas mungkin sehingga masyarakat nantinya
bisa memiliki kesiapan yang lebih baik untuk secara mandiri beradaptasi terhadap
perubahan iklim.
Bersinergi sebagai
Upaya Akselerasi
Dalam rangka mengentaskan kemiskinan termasuk yang
disebabkan oleh perubahan iklim, pemerintah Indonesia melalui sejumlah
departemen terkait telah menjalankan sebuah program seperti Grameen Bank di
Bangladesh. Ada banyak nama yang digunakan untuk menyebut program ini. Ada yang
menyebutnya sebagai Bank Gakin atau Bank Keluarga Miskin. Ada pula yang
menyebutnya dengan Bank Petani atau Bank Nelayan. Di antara nama-nama ini, nama "Bank Gakin" termasuk yang paling populer.
Meski menggunakan nama “Bank”, lembaga ini sebenarnya merupakan
lembaga keuangan mikro masyarakat (LKMM). Sebuah lembaga yang memiliki fungsi
ganda sebagai institusi ekonomi sekaligus institusi sosial. Melalui lembaga ini,
masyarakat miskin berupaya memperbaiki taraf hidupnya secara bersama-sama untuk
kemudian secara mandiri berupaya keluar dari kemiskinan yang membelenggunya. Sedikit
berbeda dengan Grameen Bank di Bangladesh di mana sebagian besar masyarakat
miskin yang menjadi anggotanya adalah pengemis, sehingga bisa dibilang karakter
masyarakatnya relatif sama, LKMM di Indonesia umumnya menyesuaikan dan
mengakomodir nilai-nilai lokalitas masyarakat setempat yang menjadi anggotanya.
Itulah mengapa kemudian muncul sejumlah nama yang berbeda untuk sebuah lembaga
yang sebenarnya sama.
Terkait dengan upaya meningkatkan kesiapan masyarakat
miskin untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim, keberadaan Bank Gakin atau
apapun namanya, bisa menjadi sarana edukasi dan sosialisasi yang efektif bagi
masyarakat miskin agar lebih siap menghadapi perubahan iklim dan dampaknya.
Lembaga ini juga membantu masyarakat miskin mengembangkan usaha alternatif yang
sesuai dengan potensi diri dan lingkungannya sehingga mereka tetap bisa survive di tengah perubahan iklim yang
semakin tak menentu.
Sayangnya, program yang sangat diminati oleh masyarakat
miskin ini tidak bisa menjangkau sebanyak mungkin masyarakat miskin yang ada. Jumlah
orang miskin di Indonesia sangat besar, sedang ketersediaan anggaran dan SDM
yang dibutuhkan sangat terbatas. Dalam konteks ini, kehadiran lembaga seperti
Oxfam memberi secercah harapan agar upaya meningkatkan kesiapan masyarakat miskin
untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim bisa lebih berkesinambungan.
Selain karena memiliki visi dan misi yang sama, yakni berupaya
memberdayakan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin, sasaran utama
yang menjadi target juga sama, yakni kaum perempuan dan anggota masyarakat yang
paling rentan terhadap risiko perubahan iklim. Dengan sejumlah kesamaan ini,
LKM bisa bersinergi dengan lembaga internasional seperti Oxfam untuk secara
bersama-sama berupaya mewujudkan harapan yang dicita-citakan bersama.
Perempuan, salah satu sasaran utama Oxfam, sumber foto : oxfamindonesia.wordpress.com |
Akhir kata, dengan kerjasama ini kita semua berharap, semoga masyarakat miskin tidak lagi hanya menjadi “korban” dari perubahan iklim. Dengan edukasi dan sosialisasi serta bantuan modal yang diberikan secara berkesinambungan, masyarakat miskin bisa terlibat secara aktif dan optimal sebagai aktor utama dalam menghadapi perubahan iklim. Pada akhirnya, upaya ini juga akan membantu mengikis
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar