Hari itu jadwal saya mengantar Bilal terapi wicara (TW) di Fisioterapi RSUD Soebandi Jember. Bilal yang bangun kesiangan membuat kami tiba sedikit lebih siang dari biasanya. Dan benar, kami dapat antrian yang harus menunggu belasan nomor antrian di bagian administrasi. Begitu masuk ke Poli Fisioterapi, ruang tunggu penuh, nyaris tak ada tempat duduk tersisa. Bersyukur, antrian hari itu lebih banyak orang dewasa. Yang artinya, antrian TW bisa jadi lebih sedikit karena terapi yang satu ini biasanya didominasi oleh anak-anak.
Akhirnya, setelah beberapa lama saya dan Bilal mendapat tempat duduk yang berdampingan. Seperti biasanya, saat menunggu di ruang tunggu Fisioterapi, saya banyak habiskan waktu untuk melihat-lihat sekitar daripada sibuk dengan HP atau menonton televisi. Di ruang ini, banyak pemandangan yang bikin speechless. Orang-orang yang duduk di kursi roda, berbaring di tempat tidur dengan kondisi lemah bahkan tidak sadarkan diri, atau anak-anak yang masih harus memakai stroller padahal usia mereka mestinya sudah TK atau bahkan SD. Jadi malu. Selama ini banyak mengeluh, kurang bersyukur.